Kaum Buruh Merasa Belum Sejahtera
BANDUNG
–Ribuan massa dari berbagai
organisasi buruh seperti SPMI, KASBI, KSN, SBSI, SPN, dan SPSI sejak pukul 9.00 W
IB memadati halaman Gedung Sate Bandung, pada
Rabu(1/5). Para buruh
menuntut agar 1 Mei dijadikan sebagai hari libur nasional dan dilakukan penghapusan
sistem outsourcing (sistem kontrak)
yang selama ini dianut oleh banyak perusahaan/ pabrik di Indonesia.
Para
buruh juga meminta agar pemerintah memperhatikan kesejahteraan mereka dengan menaikkan
upah hingga di atas Upah Minimum Regional (UMR). Saat ini UMR kota Bandung
adalah Rp 1.538.703. Meski
angka tersebut sudah lumayan tinggi,
namun para buruh mengaku jumlah tersebut masih kurang. Pasalnya,
kebutuhan hidup mereka semakin tinggi.
Kabag
Ops Polrestabes Bandung, AKBP Diki Budiman menuturkan, aksi damai buruh datang dari
berbagai penjuru seperti Cimahi dan Soreang."Ada sekitar 1.400 orang buruh
yang demo di Gedung Sate, sedangkan sisanya mereka lakukan di kantor PHI (Pengadilan Hubungan Industrial-Red),"
ujarnya.
Hardjono (48), selaku koordinator
aksi dari Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (SPSI)
mengatakan
bahwa kesejahteraan kaum buruh akan terus mereka perjuangkan."Kami merasa belum
sejahtera, kami akan terus melakukan tuntutan bila pemerintah masih bertepuk sebelah
tangan dalam memebela nasib kaum
buruh”, ucapnya.
Dewi (33), salah seorang buruh yang ikut berdemo berharap agar pemerintah membatalkan
rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulan Mei ini karena akan
semakin membuat sulit keadaan ekonomi mereka.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan tidak berada
di kantornya untuk memantau peringatan Hari Buruh. Akhirnya sekitar pukul 13.43 WIB ribuan buruh tersebut meninggalkan Gedung Sate dengan damai.